Sabtu, 24 Januari 2015

Fenomena sosial dalam film Indonesia



Pengertian Ilmu Sosial Dasar


Ilmu Sosial memiliki beberapa cabang ilmu lainnya untuk dipelajari, yaitu;

1.       Psikologi : ilmu tentang proses mental dan kelakuan manusia.

2.       Antropologi : mempelajari manusia dalam perspektif waktu dan tempat.

3.       Sosiologi : memepelajari struktur organisasi sosial manusia.

4.       Ekonomi : mempelajari tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhankehidupannya dalam proses pertukaran.
5.   Politik : mempelajari sistem dan proses manusia dalam kepemerintahan dan bernegara.


Pengertian ilmu sosial menurut Achmad Sanusi bahwa ilmu sosial memberi batasan yang terdiri atas disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi dan dipelajari semakin dalam. Lain lagi yang dikatakan Gross bahwasanya ilmu sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial secara ilmiah dan memusatkan manusia sebagai anggota masyarakat pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk. Namun, Peter Hermanmenyatakan tetntang sosial yang menurutnya adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun merupakan tetap satu kesatuan.

Dalam konten tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu sosial dasar berarti ilmu yang fokus mempelajari tentang disiplin-disiplin bermasyarakat seperti norma dan tingkah laku manusia yang berubah-ubah namun tetap satu kesatuan dan berkaitan dengan nilai=nilai moral dan pranata-pranata sosial. Ilmu ini dipelajari di pendidikan tingkat tinggi dimana semakin tinggi akademis maka semakin mendalam pula yang dipelajari.


Pengertian Fenomena Sosial

Fenomena sosial bisa juga dikatakan sebagai masalah sosial karena melanggar nilai atau norma dalam bermasyarakat, serta menimbulkan kegelisahan, ketidaknyamanan dan disentegritas dalam suatu kelompok masyarakat. Ia adalah gejala sosial yang memiliki aspek kajian yang sangat luas,namun dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang.


Review film Virgin : Ketika Keperawanan Dipertanyakan

Stella (Ardina Rasti) adalah murid SMU di Jakarta yang hidup berada, semuanya ada tapi ia tidak bahagia karena orangtuanya yang pengusaha dan politisi sukses jarang berada di rumah dan membuatnya broken home, dan akhirnya membuat ia terjerumus dalam pergaulan bebas yang menyebabkannya kehilangan keperawanannya. Di sekolahnya, Stella termasuk murid yang supel meski prestasinya tidak cemerlang, dan bersahabat baik dengan Katy (Angie) yang kehidupannya serba pas-pasan, dan Biyan (Laudya Chintya Bella), yang kehidupannya lumayan berada meski tidak seberada Stella.

Mereka bertiga berpetualang di dunia malamnya Jakarta, menghabiskan banyak malam clubbing, sampai akhirnya Katy mengikuti jejak Stella untuk melepaskan keperawanannya. Katy juga bermaksud untuk mencari uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya karena ibunya menyampakannya dan akhirnya ia harus tinggal sendirian dengan gaya hidup yang berbeda jauh dari kedua sahabatnya. Biyan, satu-satunya perawan yang tersisa, bersikukuh untuk tetap mempertahankan keperawanannya. Katy akhirnya jenuh hidup pas-pasan dan memilih untuk menjadi PSK untuk hidupnya yang sendiri. Biyan, di lain pihak, ternyata juga hidup di keluarga yang tidak sempurna, ayahnya sering kali main perempuan, makanya Biyan agak tidak setuju saat Katy menjadi PSK, sementara ibunya (Henidar Amroe) tidak berdaya. Biyan akhirnya memilih untuk pergi dari rumahnya dan tinggal di rumah pakdenya sambil menulis jurnal kehidupannya dan kedua sahabatnya dalam laptopnya.

Petualangan mereka semakin berwarna ketika Luna (Uli Auliani), teman sekelas mereka yang haus perhatian, selalu berusaha merusak persahabatan mereka. Dalam pencarian jati diri, Stella mendaftar untuk audisi bintang film ditemani Katy dan Biyan. Saat itulah mereka bertemu Maryx (Mike Muliadro), aktor terkenal yang dikagumi Biyan. Akting Stella yang amat parah membuatnya gagal mendapatkan peran, dan Biyan yang menemani malah mendapatkan peran tersebut. Namun Biyan tidak memberitahukannya pada Stella karena tidak ingin merusak persahabatan mereka.

Katy merasa panik karena terakhir kali dia berhubungan seks, pasangannya "keluar di dalam", dan ia khawatir akan hamil. Stella pun akhirnya mengetahui tentang Biyan, dan untuk memperparah keadaan, bukan mereka yang mendapatkan peran tersebut, tapi Luna saingan mereka. Luna pun bahkan berpacaran dengan Maryx, dan mengundang mereka pada pesta tunangan Luna dan Maryx. Stella, yang yakin bahwa Biyan bisa merebut Maryx dari Luna, berusaha membuat Biyan tampil sebagus Luna, sampai harus meminjam mobil bagus dari seorang debt collector bernama cebol yang terkenal ganas dan beringas.

Masalah pun mulai berdatangan. Stella memaksa Luna bermain truth or dare yang menyebabkan Stella harus mau berhubungan seks dengan tiga pemuda tidak dikenal. Lalu meskipun pada pesta itu Biyan berhasil merebut Maryx, masalah lain datang karena mobil pinjaman dari debt collector ganas itu dicuri orang. Mereka bertiga pun berusaha mengumpulkan uang untuk mengganti mobil itu, meskipun Biyan tidak melakukan apa-apa dalam pengumpulan uang itu, sementara Katy harus terus menjual dirinya dan Stella harus menjual mobilnya.
Di tengah rumitnya kehidupan mereka, Biyan terus menulis kehidupan mereka dalam jurnal laptopnya. Masalah pun terus menumpuk. Stella dijebak untuk bermain dalam film porno berdalih pencari bintang iklan sabun, yang membuat orangtuanya susah, dan ia berusaha bunuh diri di kamar mandinya. Puncaknya, Katy pun hamil, dan dalam adegan yang sangat dramatis Katy berteriak-teriak marah secara histeris pada Biyan yang sama sekali tidak berusaha untuk mendapatkan uang ganti mobil. Biyan pun mengambil keputusan untuk menjual mahal keperawanannya.

Biyan pun putus kontak dengan Stella dan Katy setelah menjual keperawanannya seharga 50 juta dan persahabatan mereka merenggang. Hidup Stella semakin runyam dengan semua masalah film pornonya, sementara Katy yang berhenti melacur memilih untuk merawat bayinya agar tidak lahir dalam keadaan tidak diinginkan seperti Katy sendiri. Secara kebetulan mereka melihat siaran TV yang menyiarkan bahwa Biyan sekarang sudah menjadi novelis terkenal.

Pada acara meet and greet Biyan akhirnya bertemu kembali dengan Stella dan Katy, keduanya telah menerima hasil dari kelakuan liar mereka dan berusaha menjadi orang yang lebih baik. Ternyata Biyan tidak pernah menjual keperawanannya karena dibantu oleh seorang pria baik (Tio Pakusadewo) yang awalnya berniat membeli keperawanannya. Melalui pria itulah Biyan menerbitkan novelnya yang berjudul Virgin, tak lain tak bukan bercerita tentang kehidupan mereka bertiga yang selalu ditulis Biyan.

Film ini di akhiri dengan Stella, Biyan, dan Katy yang bergembira bersama di acara itu, yang juga dihadiri oleh Maryx pacar Biyan dan ibunya Biyan yang memilih berpisah dari ayahnya. Luna yang sempat datang pun diusir karena berbuat kekacauan. Stella berusaha menjadi gadis yang lebih baik dari sebelumnya, Katy merawat bayinya sebaik mungkin dan Biyan memperbaiki hidupnya bersama ibunya dan Maryx.


Analisa Fenomena sosial dalam film Virgin : Ketika Keperawanan Dipertanyakan

Fenomena sosial dalam film ini dapat dilihat dari sudut pandang Katy yang diperankan oleh Angie. Dimana ia harus rela menjual harga dirinya demi memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri yang miskin dan serba kekurangan. Ia dicampakan oleh sang ibu karena lahir diluar pernikahan. Ayahnya lepas tanggung jawab dan meninggalkan ibunya dalam keadaan mengandung Katy. Dan lagi Stella yang lebih memilih melampiaskan amarahnya pada orangtuanya yang selalu tidak care sama dia. Stella menghamburkan uang dan memberi harga dirinya pada setiap lelaki yang ia temui di club malam. Kedua peran tersebut cukup menggambarkan fenomena sosial yang sering terjadi di masyarakat ini adalah akibat dari kemiskinan yang berimbas pada human trafficking, memaksa para gadis untuk menjual harga diri demi sesuap nasi dan gengsi. Yang di alami tokoh Stella pun juga banyak terjadi di Indonesia dimana orangtua yang seharusnya menjadi ‘tameng’, ‘polisi’, dan sandaran serta guru terbaik bagi anak malah egois sibuk dengan pekerjaannya sendiri dan lalai pada kewajibannya terhadap anak. Keprihatinan lebih menonjol lagi bila masyarakat tahu bahwa fenomena tersebut sering terjadi pada anak-anak dibawah umur. Tokoh yang diperankan dalam film ini bercerita tentang anak SMU yang baru berumur 16 tahun.