Pengertian Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial memiliki beberapa cabang ilmu
lainnya untuk dipelajari, yaitu;
1. Psikologi : ilmu tentang proses mental dan kelakuan manusia.
2. Antropologi : mempelajari manusia dalam perspektif waktu dan tempat.
3. Sosiologi : memepelajari struktur organisasi sosial manusia.
4. Ekonomi : mempelajari tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhankehidupannya dalam proses pertukaran.
5. Politik : mempelajari sistem dan proses manusia dalam kepemerintahan dan bernegara.
1. Psikologi : ilmu tentang proses mental dan kelakuan manusia.
2. Antropologi : mempelajari manusia dalam perspektif waktu dan tempat.
3. Sosiologi : memepelajari struktur organisasi sosial manusia.
4. Ekonomi : mempelajari tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhankehidupannya dalam proses pertukaran.
5. Politik : mempelajari sistem dan proses manusia dalam kepemerintahan dan bernegara.
Pengertian ilmu sosial menurut Achmad
Sanusi bahwa ilmu sosial memberi batasan yang terdiri atas disiplin-disiplin
ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada
tingkat perguruan tinggi dan dipelajari semakin dalam. Lain lagi yang dikatakan
Gross bahwasanya ilmu sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari
manusia sebagai makhluk sosial secara ilmiah dan memusatkan manusia sebagai
anggota masyarakat pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk. Namun, Peter
Hermanmenyatakan tetntang sosial yang menurutnya adalah sesuatu yang dipahami
sebagai suatu perbedaan namun merupakan tetap satu kesatuan.
Dalam konten tersebut dapat disimpulkan
bahwa ilmu sosial dasar berarti ilmu yang fokus mempelajari tentang
disiplin-disiplin bermasyarakat seperti norma dan tingkah laku manusia yang berubah-ubah
namun tetap satu kesatuan dan berkaitan dengan nilai=nilai moral dan
pranata-pranata sosial. Ilmu ini dipelajari di pendidikan tingkat tinggi dimana
semakin tinggi akademis maka semakin mendalam pula yang dipelajari.
Pengertian Fenomena Sosial
Fenomena sosial bisa juga dikatakan
sebagai masalah sosial karena melanggar nilai atau norma dalam bermasyarakat,
serta menimbulkan kegelisahan, ketidaknyamanan dan disentegritas dalam suatu
kelompok masyarakat. Ia adalah gejala sosial yang memiliki aspek kajian yang
sangat luas,namun dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang.
Review film Virgin : Ketika Keperawanan Dipertanyakan
Stella (Ardina Rasti)
adalah murid SMU di Jakarta yang hidup berada, semuanya ada tapi ia tidak
bahagia karena orangtuanya yang pengusaha dan politisi sukses jarang berada di
rumah dan membuatnya broken home, dan akhirnya membuat ia terjerumus
dalam pergaulan bebas yang menyebabkannya kehilangan keperawanannya. Di
sekolahnya, Stella termasuk murid yang supel meski prestasinya tidak cemerlang,
dan bersahabat baik dengan Katy (Angie) yang kehidupannya serba pas-pasan, dan Biyan (Laudya Chintya Bella), yang kehidupannya
lumayan berada meski tidak seberada Stella.
Mereka bertiga berpetualang di dunia malamnya
Jakarta, menghabiskan banyak malam clubbing, sampai akhirnya Katy
mengikuti jejak Stella untuk melepaskan keperawanannya. Katy juga bermaksud
untuk mencari uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya karena ibunya
menyampakannya dan akhirnya ia harus tinggal sendirian dengan gaya hidup yang
berbeda jauh dari kedua sahabatnya. Biyan, satu-satunya perawan yang tersisa,
bersikukuh untuk tetap mempertahankan keperawanannya. Katy akhirnya jenuh hidup
pas-pasan dan memilih untuk menjadi PSK untuk hidupnya yang sendiri. Biyan, di
lain pihak, ternyata juga hidup di keluarga yang tidak sempurna, ayahnya sering
kali main perempuan, makanya Biyan agak tidak setuju saat Katy menjadi PSK,
sementara ibunya (Henidar Amroe) tidak berdaya. Biyan akhirnya
memilih untuk pergi dari rumahnya dan tinggal di rumah pakdenya sambil menulis
jurnal kehidupannya dan kedua sahabatnya dalam laptopnya.
Petualangan mereka semakin berwarna
ketika Luna (Uli Auliani), teman sekelas mereka yang haus
perhatian, selalu berusaha merusak persahabatan mereka. Dalam pencarian jati
diri, Stella mendaftar untuk audisi bintang film ditemani Katy dan Biyan. Saat
itulah mereka bertemu Maryx (Mike Muliadro),
aktor terkenal yang dikagumi Biyan. Akting Stella yang amat parah membuatnya
gagal mendapatkan peran, dan Biyan yang menemani malah mendapatkan peran
tersebut. Namun Biyan tidak memberitahukannya pada Stella karena tidak ingin
merusak persahabatan mereka.
Katy merasa panik karena terakhir kali
dia berhubungan seks, pasangannya "keluar di dalam", dan ia khawatir
akan hamil. Stella pun akhirnya mengetahui tentang Biyan, dan untuk memperparah
keadaan, bukan mereka yang mendapatkan peran tersebut, tapi Luna saingan
mereka. Luna pun bahkan berpacaran dengan Maryx, dan mengundang mereka pada
pesta tunangan Luna dan Maryx. Stella, yang yakin bahwa Biyan bisa merebut
Maryx dari Luna, berusaha membuat Biyan tampil sebagus Luna, sampai harus
meminjam mobil bagus dari seorang debt collector bernama cebol yang
terkenal ganas dan beringas.
Masalah pun mulai berdatangan. Stella
memaksa Luna bermain truth or dare yang menyebabkan Stella harus mau
berhubungan seks dengan tiga pemuda tidak dikenal. Lalu meskipun pada pesta itu
Biyan berhasil merebut Maryx, masalah lain datang karena mobil pinjaman dari debt
collector ganas itu dicuri orang. Mereka bertiga pun berusaha mengumpulkan
uang untuk mengganti mobil itu, meskipun Biyan tidak melakukan apa-apa dalam
pengumpulan uang itu, sementara Katy harus terus menjual dirinya dan Stella
harus menjual mobilnya.
Di tengah rumitnya kehidupan mereka,
Biyan terus menulis kehidupan mereka dalam jurnal laptopnya. Masalah pun terus
menumpuk. Stella dijebak untuk bermain dalam film porno berdalih pencari
bintang iklan sabun, yang membuat orangtuanya susah, dan ia berusaha bunuh diri
di kamar mandinya. Puncaknya, Katy pun hamil, dan dalam adegan yang sangat
dramatis Katy berteriak-teriak marah secara histeris pada Biyan yang sama
sekali tidak berusaha untuk mendapatkan uang ganti mobil. Biyan pun mengambil
keputusan untuk menjual mahal keperawanannya.
Biyan pun putus kontak dengan Stella
dan Katy setelah menjual keperawanannya seharga 50 juta dan persahabatan mereka
merenggang. Hidup Stella semakin runyam dengan semua masalah film pornonya,
sementara Katy yang berhenti melacur memilih untuk merawat bayinya agar tidak
lahir dalam keadaan tidak diinginkan seperti Katy sendiri. Secara kebetulan
mereka melihat siaran TV yang menyiarkan bahwa Biyan sekarang sudah menjadi
novelis terkenal.
Pada acara meet and greet Biyan
akhirnya bertemu kembali dengan Stella dan Katy, keduanya telah menerima hasil
dari kelakuan liar mereka dan berusaha menjadi orang yang lebih baik. Ternyata
Biyan tidak pernah menjual keperawanannya karena dibantu oleh seorang pria baik
(Tio
Pakusadewo) yang awalnya berniat membeli keperawanannya. Melalui
pria itulah Biyan menerbitkan novelnya yang berjudul Virgin, tak lain
tak bukan bercerita tentang kehidupan mereka bertiga yang selalu ditulis Biyan.
Film ini di akhiri dengan Stella,
Biyan, dan Katy yang bergembira bersama di acara itu, yang juga dihadiri oleh
Maryx pacar Biyan dan ibunya Biyan yang memilih berpisah dari ayahnya. Luna
yang sempat datang pun diusir karena berbuat kekacauan. Stella berusaha menjadi
gadis yang lebih baik dari sebelumnya, Katy merawat bayinya sebaik mungkin dan
Biyan memperbaiki hidupnya bersama ibunya dan Maryx.
Analisa Fenomena sosial dalam film Virgin : Ketika Keperawanan
Dipertanyakan
Fenomena sosial dalam film ini dapat
dilihat dari sudut pandang Katy yang diperankan oleh Angie. Dimana ia harus
rela menjual harga dirinya demi memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri yang miskin
dan serba kekurangan. Ia dicampakan oleh sang ibu karena lahir diluar
pernikahan. Ayahnya lepas tanggung jawab dan meninggalkan ibunya dalam keadaan
mengandung Katy. Dan lagi Stella yang lebih memilih melampiaskan amarahnya pada
orangtuanya yang selalu tidak care sama dia. Stella menghamburkan uang
dan memberi harga dirinya pada setiap lelaki yang ia temui di club
malam. Kedua peran tersebut cukup menggambarkan fenomena sosial yang sering
terjadi di masyarakat ini adalah akibat dari kemiskinan
yang berimbas pada human trafficking, memaksa para gadis untuk
menjual harga diri demi sesuap nasi dan gengsi. Yang di alami tokoh Stella pun
juga banyak terjadi di Indonesia dimana orangtua yang seharusnya menjadi ‘tameng’,
‘polisi’, dan sandaran serta guru terbaik bagi anak malah egois sibuk dengan
pekerjaannya sendiri dan lalai pada kewajibannya terhadap anak. Keprihatinan lebih
menonjol lagi bila masyarakat tahu bahwa fenomena tersebut sering terjadi pada
anak-anak dibawah umur. Tokoh yang diperankan dalam film ini bercerita tentang
anak SMU yang baru berumur 16 tahun.